Senin, 13 Agustus 2012

UMROH-PART II


Pada saat karantina, diberikan wejangan oleh ustadz pembimbing, dimana salah satunya beliau mengingatkan bahwa suami istri tidak boleh terpisah, harus selalu bersama. Akhirnya mulai dari masa karantina tsb, saya bersama suami dan semua pasangan umroh sudah seperti bulan madu kedua, kemana2 selalu berdua. Hal itu juga berlanjut sampai di tanah suci dan kembali lagi ke tanah air. Hal yang sudah lama tidak bisa kami lakukan karena biasanya selalu ada baby imut ikut serta mendampingi :)

Perjalanan dari Bandung-Jakarta tanggal 24 April 2012 memakai bis yang sudah disiapkan panitia, mampir di daerah Sadang makan siang Soto Sadang yang sangat menyegarkan dan langsung melanjutkan perjalanan ke bandara Soekarno Hatta di Jakarta. Rombongan kami memakai pakaian putih-putih dengan slayer warna merah dengan atribut Telkom dan RAZEK Travel. Kami datang sekitar pukul 2:24 PM. Beberapa saat menunggu untuk kemudian masuk ke ruang tunggu. 

Nampang dulu sesampai di Bandara Soe-Ta :)


Makkah
Perjalanan Jakarta-Jeddah kami tempuh dalam waktu sekitar 9 jam, perbedaan waktu Indonesia dan Arab Saudi sekitar 4 jam, jadi selisih waktu total sekitar 13 jam. Kami sampai di Jeddah, langsung meneruskan perjalanan menuju Makkah, tiba hampir waktu subuh di sana. Sebelum melaksanakan umroh, kami check ini dulu di hotel. Rombongan kami menginap di Grand Zam-zam hotel yang berlokasi sangat dekat dengan Masjidil Haram. Kami cukup berjalan lebih kurang 5 menit saja untuk mendatangi Masjidil Haram. Lokasi hotelnya persis di depan Masjidil Haram. Saat tiba di hotel, mata saya terkagum2 melihat interior hotelnya, bagus sekali.
Ini salah satu foto menara Gram Zam-zam hotel yang diambil dari dalam masjidil haram (ada jam gedenya, yg kalau malam hari berwarna hijau terang)
Setelah merapikan barang dan pakaian, kami pun langsung dipandu ke masjidil haram untuk melaksanakan umroh. Baru saja melangkahkan kaki di lantai hotel paling bawah, kami langsung tertegun melihat Masjidil haram, kekaguman akan keindahan hotel langsung berubah haluan, Subhanallah, masjidil haram sangat berkilau, sangat indah. Sambil terus bertalbiyah, kami melangkahkan kaki memasuki masjidil haram tsb dan tak lama di depan mata kami akhirnya kami melihat Ka’bah. Tanpa bisa ditahan, mata ini langsung meneteskan air mata, terisak2 “hanya” karena melihat bangunan segi empat tsb. Segala rasa berpadu campur aduk, rasa haru, rasa rindu. Setelah itu mulailah kami melakukan tawaf, disambung dengan sa’i dan terakhir melakukan tahallul. Sepanjang tawaf, air mata ini tidak bisa dibendung, terus saja mengalir. Ada rasa menyesak yang seolah-olah menemukan muaranya, ada rasa harap mendapat rahmatNYA, ada rasa bahagia diberikan kesempatan menginjakkan kaki disana dan rasa2 lain yang tidak bisa didefinisikan.

Setelah tawaf, tibalah waktu sholat Subuh, kami melakukan sholat subuh dulu, Sholat pertama kami di Masjidil Haram, mendengarkan sendiri suara imam Masjidil Haram yang selama ini hanya bisa didengarkan melalui DVD. Setelah itu kami melakukan sa’i. Membayangkan bagaimana dulu Siti Hajar berjalan, berlari2 kecil antara Shofa dan Marwa mencari air untuk si kecil Ismail. Bagaimana dulu perjuangan beliau yang sangat keras dan menakjubkan. Tidak ada apa2nya Sa’i yang kami lakukan sekarang, dimana kami berjalan, berlari2 kecil di ruangan sejuk, ada air zamzam yang tersedia di sepanjang perjalanan bagi yang kehausan. Bayangan Siti Hajar yang jaman dahulu melakukan hal tsb di terik matahari gurun pasir, benar2 mendaki bukit terus menerus berkelebat di benak. Pantas saja Allah sangat menyayangi keluarga Nabi Ibrahim ini.

Setelah tuntas melalukan Sa’i, kami melakukan tahallul dan dengan begitu selesailah rukun umroh yang kami lakukan.  

Setelah umroh kami sempatkan berfoto sejenak sebagai kenang2an:
 1. Latar belakang Ka'bah
2. Setelah sai, duduk sejenak di bukit Marwa
3. Sepulang umroh, berfoto dengan latar belakang Masjidil Haram