Anak kami AZMI sangat suka dibacakan buku, setiap buku yang kami bacakan selalu menimbulkan banyak pertanyaan di kepalanya. Sebagian besar buku AZMI adalah buku tentang Islam. Maka yang sering menjadi pertanyaannya adalah sbb:
Allah itu apa Umi? Allah itu seperti apa Umi? Allah itu dimana Umi? dll
Banyak juga kan orang tua yang kebingungan untuk menjawabnya.
Simak artikel berikut ya, saya menemukannya di link teman, artikel yang ditulis oleh Ust. Yusuf Mansyur.
Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup
mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar.
Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini
tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi
"tak mau tahu" alias ignoran, hehehe). Nah, momen paling krusial yang
akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak
bertanya tentang ALLAH . Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan
maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih
kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya...
Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan
yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:
Tanya 1: "Bu, Allah itu apa sih?"
Tanya 2: "Bu, bentuk Allahitu seperti
apa?"
Tanya 3: "Bu, kenapa kita gak bisa lihat
Allah?
Tanya 4: "Bu, Allah itu ada di mana?
Tanya 5: "Bu, kenapa kita harus nyembah
Allah?"
Tanya 1: "Bu, Allah itu apa sih?
Jawablah :
"Nak, Allah itu Yang Menciptakan
segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, kodok, burung,
semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu."
(Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Tanya 2: "Bu, bentuk Allah itu seperti
apa?"
Jangan jawab begini :
"Bentuk Allah itu seperti anu ..ini..atau
itu...." karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.
Jawablah begini :
"Adek tahu 'kan, bentuk sungai, batu, kucing,
kambing,..semuanya.. nah, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa pun yang
pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Allah itu tidak sama
dengan apa yang akan kamu sebutkan." (Ucapkan dengan menatap mata anak
sambil tersenyum manis)
[Dia] Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi
kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan-pasangan [pula], dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat. (Q.S. Asy-Syura:11)
Tanya 3: "Bu, kenapa kita gak bisa lihat
Allah?
Jangan jawab begini :
Karena Allah itu gaib, artinya barang atau sesuatu
yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Jawaban bahwa Allah itu gaib (semata), jelas
bertentangan dengan ayat berikut ini.
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; Yang Zahir dan
Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. [Al-Hadid (57) : 3]
Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan
mempersamakan gaibnya Allah dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam
cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Allah itu nyata
senyata-nyatanya; lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.
Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata)
"barang" dan "sesuatu" yang ditujukan pada Allah. Bukankah
sudah jelas dalil Surat Asy-Syura di atas bahwa Allah itu laysa kamitslihi
syai'un; Allah itu bukan sesuatu; tidak sama dengan sesuatu; melainkan Pencipta
segala sesuatu.
Meskipun segala sesuatu berasal dari Zat-Sifat-Asma
(Nama)-dan Af'al (Perbuatan) Allah, tetapi Diri Pribadi Allah itu tidak
ber-Zat, tidak ber-Sifat, tidak ber-Asma, tidak ber-Af'al. Diri Pribadi Allah
itu tidak ada yang tahu, bahkan Nabi Muhammad Saw. sekali pun. Hanya Allah yang
tahu Diri Pribadi-Nya Sendiri dan tidak akan terungkap sampai akhir zaman di
dunia dan di akhirat.
[Muhammad melihat Jibril] ketika Sidratul Muntaha
diliputi oleh sesuatu Yang Meliputinya. Penglihatannya [Muhammad] tidak
berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak [pula] melampaui-Nya. (Q.S.
An-Najm: 16-17) {ini tafsir dari seorang arif billah, bukan dari saya pribadi.
Allahua'lam}
Jawablah begini :
"Mengapa kita tidak bisa melihat Allah?"
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya
(sambil melatih adik comel berpikir retoris )
"Adik bisakah nampak matahari yang terang itu
langsung? Tidak 'kan..karena mata kita bisa jadi buta. Nah,melihat matahari aja
kita tak sanggup. Jadi,Bagimana kita mau melihat Pencipta matahari itu. Iya
'kan?!"
Atau bisa juga beri jawaban :
Adek, lihat langit yang luas dan 'besar' itu 'kan?
Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak
bisa lihat ujung langit 'kan?! Nah, kita juga gak bisa melihat Allah karena
Allah itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allahu
Akbar waktu kita salat. Allah Mahabesar.
Bisa juga dengan simulasi sederhana seperti pernah
saya ungkap di postingan "Melihat Tuhan".
Silakan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah
wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek 'kan? Nah, kini dekatkan tangan
sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari Sobat setelah
itu?
Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Allah karena
Allah itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan
Allah itu ADA. "Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara."
Tanya 4: "Bu, Allah itu ada di mana ?
Jangan jawab begini :
"Nak, Allah itu ada di atas..di langit..atau
di surga atau di Arsy."
Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena
di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang.
Lalu jika Allah ada di langit, apakah di bumi Allah tidak ada? Jika dikatakan
di surga, berarti lebih besar surga daripada Allah...berarti prinsip Allahu
Akbar itu bohong? [baca juga Ukuran Allahu Akbar]
Dia bersemayam di atas ’Arsy. <-- Ayat ini
adalah ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang wajib dibelokkan tafsirnya. Kalau
dalam pelajaran bahasa Indonesia, kita mengenal makna denotatif dan konotatif,
nah.. ayat mutasyabihat ini tergolong makna yang konotatif.
Juga jangan jawab begini :
"Nak, Allah itu ada di mana-mana."
Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Allah
itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.
Jawablah begini :
"Nak, Allah itu dekat dengan kita. Allah itu
selalu ada di hati setiap orang yang saleh, termasuk di hati kamu, Sayang.
Jadi, Allah selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada."
"Qalbun mukmin baitullah", 'Hati seorang
mukmin itu istana Allah." (Hadis)
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. (Q.S. Al-Baqarah (2)
: 186)
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.(Q.S.
Al-Hadiid: 4)
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka
kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 115)
Allah sering lho bicara sama kita.. misalnya, kalau
kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau
teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan,..nah, itulah bisikan
Allah untukmu, Sayang." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum
manis)
Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. Al-Baqarah: 213)
Tanya 5: "Bu, kenapa kita harus nyembah
Allah?"
Jangan jawab begini :
"Karena kalau kamu tidak menyembah Allah, kamu
akan dimasukkan ke neraka. Kalau kamu menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke
surga."
Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola
pikir) pamrih dalam beribadah kepada Allah bahkan menjadi benih syirik halus
(khafi). Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang menjadi ateis karena menurut
akal mereka,"Masak sama Allah kayak dagang aja! Yang namanya Allah itu
berarti butuh penyembahan! Allah kayak anak kecil aja, kalau diturutin maunya,
surga; kalau gak diturutin, neraka!!"
"Orang yang menyembah surga, ia mendambakan
kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah neraka, ia
takut kepada neraka, bukan takut kepada Penciptanya." (Syaikh Abdul Qadir
al-Jailani)
Jawablah begini :
"Nak, kita menyembah Allah sebagai wujud
bersyukur karena Allah telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat
kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis
lagi.. kalau mesti bayar, 'kan Ayah sama Ibu gak akan bisa bayar. Di sungai
banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias
di akuarium. Semua untuk kesenangan kita.
Kalau Adek gak nyembah Allah, Adek yang rugi, bukan
Allah. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek
sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua.
Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama
ibu-bapak guru. (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak
memerlukan sesuatu] dari semesta alam. (Q.S. Al-Ankabut: 6)
Katakan juga pada anak:
"Adek mulai sekarang harus belajar cinta sama
Allah, lebih daripada cinta sama Ayah-Ibu, ya?! (Ucapkan dengan menatap mata
anak sambil tersenyum manis)
"Kenapa, Bu ?"
"Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa
meninggal dunia, sedangkan Allah tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah
atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Allah selalu ada
untuk kamu. Nanti, Allah juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang
sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para
tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu."
Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra supaya
nanti bisa mengaji Quran. Mengaji Quran artinya kita berbicara sama Allah.
(Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis).
Allahua'lam.